SOLD Out
Koleksi barang lawas kwalitas sama djuwal beli dengen harga pantas, dari itu hubungi saia punja alamat di Banyumas WhatsApp 083183514845
Jumat, 04 September 2020
Keris Dwi Warna Blarak Sineret & Ron Gendhuru
Minggu, 16 Agustus 2020
Pusaka Keris Carubuk
Dapur Tjarubuk
dalam Serat Centini, dhapur Tjarubuk ditjiptakan Empu Mayang pada masa Prabu Dwastaratha Tahun Djawa 728 atau 806 Masehi. Carubuk binabar | maknanira puniku apan siti | murad momot bakuh pengkuh | dene ta rahsanira | aja tampik ingkang den arpi amung | marang ing becik kewala | kang ala aja den emohi || (Serat Centhini). Artinja : Carubuk tercipta, maknanya adalah bagaikan bumi, mampu merengkuh segalanja, adapun rahasianja jaitu bisa menerima dengan lapang hal-hal jang disukai dan jang tidak disukai
Tangguh Blambangan abad ke-13 (Era Singasari)
salah satu tangguh legendaris jang djarang didjumpai, tangguh Blambangan era Singasari tidak berbeda djauh dengan bahan material keris Singosari dengan besi nyabak {bagaikan sabak batu untuk menulis anak sekolah era tahun 60-an) bila diraba halus lumer dan padat serat rapat, bila dilihat nyamber lilen jaitu seperti warna sayap serangga atau bulu ajam jang hitam mengkilat kebiru-hidjauan
eksistensi Blambangan pada masa Singasari dibuktikan dengan ditemukannja prasasti Mulamanurung berangka tahun 1255 jang dikeluarkan oleh Radja Singasari Wisnu Wardhana jang mentjatat tentang pengangkatan Naraya Kirana sebagai pelindung dunia di wilajah Lamajang. Dalam Babad Raja Blambangan memberi tahu kita bahwa Lumajang seanteronja adalah tanah Blambangan (”Wit prekawit tanah Lumajang seanteron ipun kedadosaken tanah Blambangan)
Pamor Blarak Sineret
pamor ini adalah karya sangat serius dari sang empu karena tingkat pembuatannja sangat rumit dan membutuhkan waktu jang pandjang, bisa dipastikan dahulu pemesan pusaka ini adalah elite dari masjarakat, pamor simbol kejayaan, pentjapaian tjita-tjita perdjuangan dalam kebersamaan bukan individu pemimpin semata
Pendok perak & Mendak perak, benjen susun, deder krawangan
SOLD Out
Jumat, 14 Agustus 2020
Senin, 20 Juli 2020
Note :
Dapur Sempana : keris luk 9, kembang katjang, lambe gadjah satu dan greneng
Dalam Serat Centhini tertjatet : dhapur sempana winasna | makna ngimpi dene muradirki |
dapur sempana adalah mimpi jang di tjita-tjitaken artinja terwudjudnja mimpi
Tangguh Mataram Senopaten abad ke-15
dari kualitas material bilah, tempaan jang sangat matang sehingga tantingan-nja sangat ringan, berwana hitam kebiruan, padat, halus, licin, pamor nyeprit sedikit, pasikutan wingit, langgam keris ini bisa masuk tangguh Madjapahit achir atau peralihan era Madjapahit - Senopaten
Pamor Tunggak Semi
Pamor jang hanja ada di bagian sor-soran pusaka, berupa garis berlapis tak beraturan dan pada bagian udjung atas pamor ini seolah tumbuh lagi pamor lain seperti tunas bersemi.
Tunggak artinja akar atau batang pohon jang sudah ditebang, bagian bawah jang masih mengakar di tanah dan berpeluang untuk hidup subur kembai. Djadi tunggak semi bermakna sesuatu jang sudah mati dan tidak berarti bisa kembali hidup tumbuh membesar kembali.
Pamor Banyu Tetes
atau disebut djuga Tetesing Warih atau Tirta Tumetes, jaitu pamor jang menjerupai tetesan2 air,
sebagai simbol redjeki dan kemudahan di tengah kesulitan
Djadi Pamor Tunggak Semi & Banyu Tetes berangsar redjeki, kemudahan, kesegaran di saat kesulitan dan keputus asaan, keberhasilan hidup kembali di saat sebelumnja mengalami kegagalan