Dengan Keterangan Museum Pusaka TMII
Dapur : Sempana
Luk : 9
Tangguh : Mataram Senopaten
Abad : XV
Pamor : Tunggak Semi & Banyu Tetes
Hulu : Surakarta
Warangka : Gayaman Surakarta kayu timoho iras
Berat netto : 119 gram
Panjang : 43,2 cm (bilah 37 cm, pesi 6,2 cm)
Pendok : Blewah Surakarta
Note :
Dapur Sempana : keris luk 9, kembang katjang, lambe gadjah satu dan greneng
Dalam Serat Centhini tertjatet : dhapur sempana winasna | makna ngimpi dene muradirki |
dapur sempana adalah mimpi jang di tjita-tjitaken artinja terwudjudnja mimpi
Tangguh Mataram Senopaten abad ke-15
dari kualitas material bilah, tempaan jang sangat matang sehingga tantingan-nja sangat ringan, berwana hitam kebiruan, padat, halus, licin, pamor nyeprit sedikit, pasikutan wingit, langgam keris ini bisa masuk tangguh Madjapahit achir atau peralihan era Madjapahit - Senopaten
Pamor Tunggak Semi
Pamor jang hanja ada di bagian sor-soran pusaka, berupa garis berlapis tak beraturan dan pada bagian udjung atas pamor ini seolah tumbuh lagi pamor lain seperti tunas bersemi.
Tunggak artinja akar atau batang pohon jang sudah ditebang, bagian bawah jang masih mengakar di tanah dan berpeluang untuk hidup subur kembai. Djadi tunggak semi bermakna sesuatu jang sudah mati dan tidak berarti bisa kembali hidup tumbuh membesar kembali.
Pamor Banyu Tetes
atau disebut djuga Tetesing Warih atau Tirta Tumetes, jaitu pamor jang menjerupai tetesan2 air,
sebagai simbol redjeki dan kemudahan di tengah kesulitan
Djadi Pamor Tunggak Semi & Banyu Tetes berangsar redjeki, kemudahan, kesegaran di saat kesulitan dan keputus asaan, keberhasilan hidup kembali di saat sebelumnja mengalami kegagalan
Note :
Dapur Sempana : keris luk 9, kembang katjang, lambe gadjah satu dan greneng
Dalam Serat Centhini tertjatet : dhapur sempana winasna | makna ngimpi dene muradirki |
dapur sempana adalah mimpi jang di tjita-tjitaken artinja terwudjudnja mimpi
Tangguh Mataram Senopaten abad ke-15
dari kualitas material bilah, tempaan jang sangat matang sehingga tantingan-nja sangat ringan, berwana hitam kebiruan, padat, halus, licin, pamor nyeprit sedikit, pasikutan wingit, langgam keris ini bisa masuk tangguh Madjapahit achir atau peralihan era Madjapahit - Senopaten
Pamor Tunggak Semi
Pamor jang hanja ada di bagian sor-soran pusaka, berupa garis berlapis tak beraturan dan pada bagian udjung atas pamor ini seolah tumbuh lagi pamor lain seperti tunas bersemi.
Tunggak artinja akar atau batang pohon jang sudah ditebang, bagian bawah jang masih mengakar di tanah dan berpeluang untuk hidup subur kembai. Djadi tunggak semi bermakna sesuatu jang sudah mati dan tidak berarti bisa kembali hidup tumbuh membesar kembali.
Pamor Banyu Tetes
atau disebut djuga Tetesing Warih atau Tirta Tumetes, jaitu pamor jang menjerupai tetesan2 air,
sebagai simbol redjeki dan kemudahan di tengah kesulitan
Djadi Pamor Tunggak Semi & Banyu Tetes berangsar redjeki, kemudahan, kesegaran di saat kesulitan dan keputus asaan, keberhasilan hidup kembali di saat sebelumnja mengalami kegagalan
SOLD Out
Tidak ada komentar:
Posting Komentar