Keris Lawe Saukel Majapahit
jang berarti keinginan jang telah diwudjudkan,
sebagai simbol untuk kelantjaran terpenuhinja segala tjita-tjita
Pamor Benang Setukel
atau biasa disebut djuga Lawe Saukel
pamor jang sekarang djarang didjumpai
pamor jang menjerupai gulungan benang jang terurai
sebagai simbol pengurai masalah ruwet
tergolong pamor miring jang sangat sulit dibuat karena tingginja resiko gagal, berbeda dengan pamor mlumah jang relatif lebih mudah pembuatannja, itulah salah satu sebab rata-rata nilai mahar keris pamor miring lebih tinggi
Tangguh Madjapahit abad ke-13
suatu tangguh favorit jang dianggap lebih baik materi bahan dan garap serta nilai isoteri-nja dari tangguh lain
pasikutan : wingit angker namun prigel tangkas
gondja : sebit rontal, tipis luwes, sirah tjetjak pendek lantjip luwes
bilah : ramping manis, makin ke udjung makin ramping sehingga berkesan runtjing, nyudjen
tintingan : nyaring berdenting bila disentil, tantingan : ringan, tapi bila hanja dipegang berkesan berat
besi : hitam kebiruan, titih, rapat padat keras, sangat halus bila diraba licin bagai berlapis lilin tetapi berserat urat tempa, tidak mudah keropos, karena keunggulan keris proses tempanja sampai ribuan kali jang belum bisa ditiru tangguh setelahnja sampai sekarang
pamor : nyeprit, menyala merambut, berserat pandjang-pandjang, menantjap tandas
pandjang bilah 33 cm,
pesi 5,5 cm
SOLD Out
Tidak ada komentar:
Posting Komentar